Setiap pagi datang aku selalu dibangunkan oleh sosok tangan lembut yang membelai rambut ku seraya berkata “putri kecilku”. Saat aku bangun ternyata sudah ada sosok wanita yang duduk disampingku yang masih mengenakan mukena putih bersih seperti hatinya. Mata ini tak bisa lagi terpejam oleh sosok wanita itu. Dia tersenyum lembut dan terus membelai rambut ku sampai aku turun dari tempat tidur ku. Bagiku wanita itu tak akan pernah tergantikan, sosok wanita itu selalu ada untuk ku, dia selalu memberikan senyumnya untuk ku, dia selalu menghapus air mata ku ketika aku menangis. Dulu saat aku msih ada dipelukannya yang hangat, dia selalu mencium pipi ku untuk menunjukan rasa sayangnya, menyuapi ku dikala aku makan, memandikan ku dikala aku mandi, dia tak pernah mengeluh dengan semua kenakalan ku. Wanita itu juga mempertaruhkn nyawanya untuk melahirkanku. Semuanya tak akan pernah aku lupakan,
Sekarang aku berusia 15 tahun, aku masih duduk dibangku SMP kelas 2. Sudah bertaun-tahun aku tidak pernah merasakan belaian tangan mama ku sejak keclakan itu. Mama ku mengalami kecelakaan saat usia ku masih 6 tahun, saat itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Kecelakaan itu mengakibatkan mama ku kehilang ingatannya akibat benturan keras di kepalnya. Selama 10 tahun aku merasa kehilangan sosok wanita yang setiap pagi memberikan senyum lembutnya untuk ku. Aku juga pernah merasa iri dengan teman-teman ku saat mereka jalan bersama ibu mereka. Tapi aku harus bersyukur dengan keadaan mama ku yang sekaranga, karena Allah masih menyayangi mama ku. Allah masih memberikan keselamatan untu nya walaupun ingatannya hilang. Aku tetep sayang dengan mama ku walaupun dengan keadaannya yang sekarang.
****
Hari ini adalah tanggal 12 Juli dan hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun mama ku. Aku berencana memberikan kejutan untuk mama ku sepulang sekolah.
Setelah terdengar bel tanda pulang, aku bergegas turun dari tangga kelas ku. “Win….” Terdengar teriakan yang memanggil namaku. Aku segera menoleh kearah sumber bunyi itu. Ternyat sudah ada dua temanku yang ada tepat di belakangku.
“Kamu lupa win?” Tanya kedua temanku yang ada dibelakangku sambil menghentikan langkahku.
“Lupa?” Tanya ku penasaran.
“Itu lho…. Hari ini kan kita ada acara buat tugas sejarah di rumahnya sari.” Jelas temanku panjang lebar.
Akupun mulai teringat dengan tugas sejarah yang baru saja diberi bu.Winarti.
“Oh…. Hari ini ya kita buat tugas sejarah?” tanyaku lagi dengan ragu-ragu.
“Iya Win.. Ayo cepat nanti keburu sore
!” Ajak temanku
Akupun segera mengambil sepedaku yang terparkir rapi di tempat parkiran sekolah. Aku bersma kedua temanku bergegas menuju rumah temanku sari.
* * * *
Waktu sudah menunjukan pukul empat sore dan semua tugas telah diselsaikan.
“Aahhhhh……. Capeknya.” Keluh salah satu temanku sambil memjiati tangannya
Setelah selesai, kamipun disana bercakap-cakap sambil bersendaugurau bersama. Tanpa aku sadari tiba-tiba saja hujan turun di ikuti suara petir yang sangat keras hingga membuat orang yang mendengarnya merinding.
Aku menunggu hujan reda di serambi rumah temanku bersama teman-temanku yang lain, tapi hujan tak kunjung reda. Akupun menekatkan diri untuk menerjang hujan demi membelikan kado sepesial untuk mamaku dihari ulangtahunnya.
Aku mulai menaiki sepedaku dan segera mengayuh sepedaku ditengah hujan.
“Win,masih hujan, kamu mau pulang?”Tanya temanku sambil berteriak.
“Iya, aku harus cepat pulang. Aku pulang duluan ya.” Jawabku sambil melambaikan tanganku kearah mereka.
* * * *
Akhirnya sampailah aku di sebuah toko yang menjual keperluan khusus untuk ibu-ibu. Dengan pakaian yang basah, aku masuk ke dalam toko itu dan melihat-lihan barang-barang yang dijual di disana. Disalah satu barang itu ada yang menarik perhatianku. Sebuah mukena yang berenda dengan motif-motif bunga yang indah dan cantik. Akupun menyuruh penjual toko itu untuk mengambilknnya untukku.
“Mbak, coba liyat mukena itu!” suruhku sambil menunjuk salah satu mukena yang digantung.
“Yang ini dek?” Tanya penjual itu.
“Iya mbak. Berapa mbak harganya” Tanya ku dengan penasaran.
“Ini sih harganya seratus dua puluh lima ribu dek.” Jawab penjual itu dengan ramah.
Dengan kagetnya aku segera mengambil uang yang ada di saku ku dan menghitungnya. Ternyata uang yang telah aku tabung selama satu bulan hanya terkumpul tujuh puluh lima ribu dan itu berarti aku tidak bisa membelikan mukena yang indah itu untuk mama ku.
“Mbak, tidak bisa ditawar?” Tanya ku penuh harapan.
“Maaf dek, ini sudah harga pas.” Jelas penjual itu.
Akhirnya aku hanya bisa membelikan mama ku sebuah daster yang bermotifkan batik, itupun hanya berharga lima puluh lima ribu rupiah. Setelah menentukan pilihan akupun segera membingkisnya di toko itu dan segera bergegas untuk pulang. Karena waktu sudah menunjukan pukul lima dan hujan masih saja turun, aku tetap melanjutkan perjalanku untuk pulang. Aku sudah tidak sabar ingin memberikan kado ini untuk mama ku. Segera akupun mulai menaiki sepeda ku di tengah hujan. Tapi tiba-tiba saja”dorrrrr.” Terdengar suara letusan ban sepeda. Ternyata suara itu bersumber dari sepedaku. Tak ada seorangpun yang menolongku, akhirnya aku hanya bisa menuntun sepedaku ditengah hujan. Aku terus berjalan dengan menuntun sepedaku, didalam hati aku hanya ingin cepat-cepat sampai dirumah dan memberikan kado ini untuk mamaku. Dari arah yang berlawanan datang sebuah mobil dengan kecepatan yang tinggi “Crottttt”, mobil itu melewati jalan yang berlumpur dan aku ada tepat di sebelah jalan yang berlumpur itu. Semua badanku tertutup lumpur, seperti kue yang dilapisi coklat. Didalam hati aku seperti ingin menangis tapi tertahan oleh bayangan senyuman manis mama ku setelah dia mendapat kado ini.
* * * *
Dewi malampun mulai menyapaku, rasa capekpun datang menginggapi ku. Tak terasa aku sudah sampai didepan rumah, tapi mengapa rasa takut yang aku rasakan saat membayangkan wajah ayahku yang marah karena aku pulang terlambat. Perlahan aku masuk ke dalam rumah, ku lihat semua orang duduk dengan wajah yang nampak cemas.
“Assalammu’alaikum.” Salam ku sambil melihat di sekeliling.
“Walaikumsalam.” Jawab ayah ku.
Semua mata mulai tertuju pada ku, tiba-tiba saja ayahku memeluk tubuhku yang masih penuh dengan lumpur smbil berkata “alhamdulilah”.
“Kamu tadi dari mana saja? Kami disini sangat khawatir.” Tanya ayah ku dengan mata yang berkaca-kaca
“Maaf yah,tadi winda pulang sekolah ke rumah teman dulu buat ngerjain tugas kelompok lalu winda ke toko bentar .” jelasku kepada ayah,
Aku telah membuat semua keluarga ku akhawatir. Aku sangat merasa bersalah dengan semua keluargaku.
“Lalu baju kamu kenapa kotor kayak gini?” Tanya ayah ku lagi
“Oh… ini tadi kena lumpur di jalan yah.” Jawabku dengan santai
“Iya sudah, yang penting kamu tidak apa-apa.” Terang ayahku Aku sangat lega sekali karna ayahku tidah marah dengan ku.
Aku baru ingat dengan kado yang akan aku berikan untuk mama ku.
“Yah, mama mana?” Tanya ku penasaran.
“Ada di kamarnya.” Jawab ayah ku
Akupun mulai berlari menuju kamar mama ku smbil membawa kado yang aku beli dari hasil simpanan uang saku ku selama satu bulan. Aku segera memberikan kado itu kepada mama ku. Ekspresi wajah mama ku nampak senang saat membuka kado yang aku beri. Tiba-tiba saja mama ku memeluk ku dan dia berkata lirih “Terimakasih win, ini kado yang terindah.”. Aku senang sekali mendengar kata-kata itu keluar dari mulut mama ku. Sesekali air mata ku rasanya ingin keluar dan menetes. Aku bahagia karna kado itu bisa membuat mama ku senang. I LOVE MY MOM. Semua ini tidak akan pernah aku lupakan.
by: Winda Prameswara