Kamis, 19 April 2012

LIFE

“Aku dilahirkan dari sebuah kedalaman rasa, bhkan aku tak pernah merasakan dalam kehidupanku sebuah logika. Semuanya rasa. Ibarat seseorang tergores pisau tajam berkilau lalu ngilu, lalu perih, lalu limbung. Itulah, semacam itulah kehidupan yang telah menjadi ruang bagi gerakku. Ibuku juga rasa itu. Ibuku bahkan guru dari rasa. Ia seperti tak pernah berpikir. Ia membimbingku dengan rasa. Ibu muncul di hadapanku seperti desiran angin malam saat jendela masih terbuka, atau kadang seperti guyuran hujan lebat saat aku tak berpayung. Dan kini aku hadir menebar rasa buat siapa saja!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar